Takada Rotan, Akar pun Jadi. Semenjak bergabung dengan Kompasiana kegiatan menulis menjadi sebuah kebutuhan untukku. Layaknya seperti makan yang jika terlewatkan terasa ada yang kurang. Juga layaknya hutang yang jika belum dibayar maka akan meresahkan jiwa dan pikiran. Benar, kegiatan menulis kini menjadi hutang bagiku yang harus ku bayar dan Takada rotan, akar pun jadi. Tak ada mantan, pacar pun apalagi :| ##QT. 04 Aug 2022 Kerbaubertanduk, rotan beronak. Kerat rotan, patah arang. Jikalau ular menyusur akar, tiada hilang bisanya. Hendak pergi berotan jangan takut onaknya. Ada rotan, ada duri. Bergantung pada akar lapuk. Bakar tiada hangus. Dikerkah dia menampar pipi, dibakar dia melilit puntung. Tiada rotan akar pun jadi. TAKADA ROTAN AKAR PUN JADI. Submitted by Tim i-Humor on Mon, 05/23/2016 - 14:28. Amsal. Adi dan Joni adalah teman sekamar di suatu rumah kos. Pada suatu hari, Adi terlihat sedang mengerjakan tugas di mejanya ketika Joni baru saja pulang dari kampus. Joni: Di, kok kamar kita ada bau-bau wangi gitu ya? Jangan-jangan ada yang lewat (hantu). Artiperibahasa tak ada rotan, akar pun jadi adalah jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun bisa digunakan. Download; Kamus Besar Bahasa Indonesia; Laman Contoh; SOAL CPNS. Kisi-Kisi Soal SKB; PERIBAHASA; KAMUS BESAR; BSE. Buku Kurikulum K13 Siswa. Buku Kelas 1 K13 Siswa; Buku Kelas 2 K13 Siswa; Anakanak SDN Ciledug Wetan, Cirebon, berjuang mengarungi sungai untuk bisa bersekolah. Mereka harus menyeberangi sungai dan sudah puluhan tahun sungai ini t . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semenjak bergabung dengan Kompasiana kegiatan menulis menjadi sebuah kebutuhan untukku. Layaknya seperti makan yang jika terlewatkan terasa ada yang kurang. Juga layaknya hutang yang jika belum dibayar maka akan meresahkan jiwa dan kegiatan menulis kini menjadi hutang bagiku yang harus ku bayar dan tunaikan setiap hari agar lunas. Aku sudah bertekad dalam diri untuk membuat 2 tulisan dalam sehari dan menyetorkannya kepada kompasiana. Pernah aku ingkar satu hari hanya membuat 1 tulisan maka keesokan harinya aku harus melunasi dengan 3 tulisan baru. Intinya bergabung dengan kompasiana membawa perubahan positif dalam diriku. Terimakasih mencapai kosistensi memang sulit dan selalu ada gangguan. Namun aku selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik. Misal aku pernah kebingunan untuk menulis karena kehabisan ide. Seharian aku memikirkan ingin menulis apa namun tak juga kunjung bisa ku tulis. Aku mencoba membaca artikel orang lain, membaca buku, menonton youtube tetap saja hasilnya nihil. Hingga keesokan harinya aku memutuskan untuk bertemu dengan seorang teman untuk meminjam sebuah buku politik. Perjalanan menuju kampus yang lumayan jauh aku tempuh dengan berjalan kaki. Tanpa disangka apa yang aku lihat, dengar dan rasakan hari itu bisa menjadi sebuah ide cerita. Bahkan yang paling mengejutkan tulisan itu bisa menjadi artikel pilihan kompasiana. Sebagai pangkat junior tentu itu menjadi kebahagian tersendiri, hehehe. Selain itu kuota pun pernah menjadi kendala aku untuk mengirim tulisan. Pernah suatu hari ponsel jadulku tidak ada jaringan internet, ponsel I phone ku masuk ke dalam air, sialnya lagi wifi yang biasa aku akses di tempat kerja tidak bisa menolongku karena hari itu aku libur bekerja. Konyolnya lagi aku sudah tak punya uang sepeser pun. Aku terdiam dan berpikir sejenak, hingga munculah sebuah ide untuk menggunakan wifi semangat aku bergegas menuju kampus dengan berjalan kaki. Menerjang panasnya mentari siang itu, membiarkan keringat membanjiri tubuhku hingga kurelakan kakiku terluka karena di paksa berjalan jauh. Menahan hausnya dahaga karena persediaan air galon di kosan sudah habis. Tapi tidak apa, yang terpenting aku bisa melunasi hutangku untuk menulis dan jiwa ku bisa sedikit lirik lagu dari grup band Tulus yang berjudul Manusia Kuat seperti ini "Kau bisa patahkan kakiku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa lumpuhkan tanganku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa merebut senyumku tapi sungguh tak akan lama. Kau bisa merobek hatiku tapi aku tau obatnya. Kau bisa hitamkan putihku, kau takan gelapkan apapun. Kau bisa runtuhkan jalanku kan kutemukan jalan yang lain." Kurang lebih lirik lagu tersebut yang selalu memotivasi aku untuk selalu membuat tulisan, terlepas dari apapun yang mencoba menghalanginya. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada kuota, wifi pun jadi. heheheheSemangat berkarya untuk Indonesia! Lihat Hobby Selengkapnya “Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi”, sebuah peribahasa lama yang mengisyaratkan makna jika tidak ada barang yang baik, maka dapat menggunakan barang lainnya. Disini rotan dimaknai sebagai sesuatu yang memiliki kualitas tinggi dan faktanya bahan baku dari tanaman hutan ini merupakan komoditas hasil hutan andalan Indonesia. Rotan adalah salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dari sektor kehutanan. Sekitar 85% kebutuhan bahan baku rotan dunia berasal dari Indonesia. Selain nilai ekonomi, rotan juga menjadi indikator kesehatan ekologi hutan. Bagi sebagian suku di Indonesia, secara sosio-kultural rotan telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Misalnya oleh masyarakat suku Dayak yang telah ratusan tahun membudidayakan rotan secara tradisional dan turun temurun. Serta para wanita dari suku Wemali, dari Pulau Seram, Maluku yang memanfaatkannya untuk ikat pinggang. Mengenal RotanTaksonomiMorfologiHabitatSebaran di Indonesia & DuniaJenis RotanSifat RotanPanen RotanManfaat RotanBudidaya1. Pengadaan Biji2. Persiapan Semai3. Pembibitan4. Penanaman5. Pemeliharaan6. PemanenanPerdagangan RotanRotan dan FurnitureKebijakan Perlindungan Mengenal Rotan Rotan adalah tanaman yang tumbuh merambat dari keluarga Palmae. Nama rotan diduga berasal dari bahasa Melayu, yaitu “raut” yang berarti mengupas, menguliti atau menghaluskan. Ekspor rotan asal Indonesia mencukupi sekitar 85% kebutuhan bahan baku di dunia. Komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK ini dihasilkan oleh daerah-daerah di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Selain Indonesia, negara lain yang menjadi penghasil rotan adalah Filipina, Vietnam dan negara-negara lain yang memiliki hutan tropis. Saat ini, penggunaan rotan alami sebagai bahan baku industri kerajinan mulai digeser oleh rotan sintetik dari bahan High Density Polythylene HDPE. Sebab, bahan dari HDPE memiliki beberapa keunggulan, yakni lebih tahan lama, dapat didaur ulang, serta tersedia dalam berbagai pilihan warna. Taksonomi Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah tanaman rotan, yaitu KingdomPlantaeSubkingdomViridiplantaeDivisiSpermatophytaSub DivisiAngiospermaeKelasMagnoliopsidaOrdoPalmalesFamiliPalmaeGenusCalamus L Morfologi Rotan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh cepat secara merambat atau memanjat pada pohon-pohon sekitarnya. Hal ini disebabkan adanya sulur pemanjat yang tumbuh pada ruas-ruas batangnya, meski terdapat pula jenis rotan tidak memiliki sulur namun berupa duri yang memiliki fungsi yang sama. Batang tanaman rambat ini berbuku-buku atau beruas-ruas, berbentuk bulat atau segitiga yang menjalar hingga puluhan meter dengan diameter bervariasi sesuai jenisnya. Berdasarkan cara tumbuh batangnya, tumbuhan hutan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumbuh soliter atau tunggal dan tumbuh berumpun. Rotan yang tumbuh soliter hanya dapat dipanen satu kali dan tidak dapat beregenerasi atau tumbuh kembali. Sedangkan rotan berumpun mampu beregenerasi dan kembali tumbuh dari kuncup ketiak bawah batang yang dipotong. WWF Rotan mempunyai daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi ruas-ruas batang. Ukuran daunnya bervariasi tergantung jenisnya. Daun ini umumnya memiliki duri sebagai bentuk pertahanan diri dan tumbuh menghadap ke dalam sebagai kait antara batang rotan dengan pohon atau tumbuhan yang dijalarinya. Sistem perakaran rotan adalah sistem perakaran serabut, berwarna mulai dari putih keabu-abuan, kekuningan, hingga kehitaman. Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk yang terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan bunga betina biasanya berada dalam satu rumah, meskipun pada beberapa jenis bunganya berumah dua. Penyerbukan pada rotan dengan bunga berumah dua biasanya dibantu oleh serangga, angin atau air hujan. Bunganya berukuran kecil, pada bunga jantan terdapat 5 benang sari dan pada bunga betina terdapat 3 putik. Tumbuhan rotan juga menghasilkan buah yang berbentuk bulat, oval atau lonjong dengan sisik berbentuk trapesium dan tersusun vertikal dari toksis buah. Habitat Iklim subtropis dan tropis yang ada di hutan Indonesia merupakan habitat tumbuh yang cocok untuk rotan. Skala tumbuh daerahnya juga cukup luas, mulai dari tanah berawa, tanah berkapur, tanah kering hingga pegunungan dengan ketinggian 300 sampai 1000 mdpl. Lebih dari itu, rotan akan semakin sulit dan jarang tumbuh. Tumbuhan merambat ini tumbuh di hutan-hutan bercurah hujan 2000 hingga 3000 mm per tahun dengan suhu udara 240C sampai 300C. Semakin banyak sinar matahari yang diperoleh, maka rotan akan tumbuh semakin baik. Sebaran di Indonesia & Dunia Tumbuhan ini dapat ditemukan di wilayah hutan tropis dekat khatulistiwa, seperti hutan di Indonesia, Afrika, China Selatan, India, Sri Lanka, Malaysia, dan negara-negara Pasifik Bagian Barat. Di Indonesia, rotan menempati posisi kedua setelah kayu sebagai komoditas hasil hutan. Wilayah produsen rotan di Indonesia antara lain dari hutan Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Berbagai jenis rotan tersebar di Indonesia. Menurut perkiraan, terdapat 350 jenis yang tersebar di seluruh hutan Indonesia dari jumlah total ratusan jenis lain yang tersebar di dunia. Rotan terdiri dari 13 marga, dimana 9 marga diantaranya tumbuh di Indonesia, yaitu Calamus, Ceratolobus, Daemonorops, Korthalsia, Myrialepis, Pogonotium, Plectocomia, Plectocomiopsis, dan Retispatha. Rotan dari marga Calamus dan Demonorops merupakan dua marga yang menghasilkan rotan bernilai ekonomi tinggi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 dan evaluasi yang dilakukan oleh Budiharta dalam Kalima 2015, terdapat 21 jenis rotan di Indonesia yang terancam punah, langka dan dlindungi, yaitu C. ciliaris C. melanoloma C. hispidulus C. impaar C. karuensis C. spectabilis C. robinsonianus C. kjelbergii C. minahassae C. melanoloma C. hispidulus C. pandanosmus C. pygmaeus Ceratolobus pseudoconcolor Daemonorops acamptostaachys D. monticola Korthalsia junghunii Plectocomia billitonensis P. lorzingii P. pygmaea P. longistigma P. lorzingii P. pygmaea Plectocomiopsis borneensis Pixabay Sifat Rotan Rotan memiliki sifat dasar yang berbeda dari kayu atau akar. Sifat ini terdiri dari sifat anatomi, sifat kimia, sifat struktur, sifat fisik, sifat mekanis, serta keawetan atau keterawetan yang dijelaskan sebagai berikut Sifat Anatomi – Struktur anatomi batang seperti besarnya ukuran pori dan dinding sel serabut berkaitan dengan tingkat keawetan dan kekuatan rotan. Sel serabut adalah komponen struktural yang memberi kekuatan pada rotan. Dinding sel yang tebal akan menghasilkan batang dengan kualitas lebih kuat dan lebih berat. Sifat Kimia – Secara umum, komposisi kimia rotan terdiri dari Holoselulosa 71-76 %, Selulosa 39-56 %, Lignin 18-27 % dan Silika 0,54-8 %. Masing-masing kandungan kimia tersebut memberikan sifat-sifat sebagai berikut Holoselulosa merupakan Selulosa atau molekul gula linear berantai panjang. Selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang karena adanya ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar unit gula penyusun selulosa. Makin tinggi selulosa makin tinggi juga keteguhan lenturnya. Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul yang tinggi. Lignin berfungsi memberikan kekuatan pada batang. Makin tinggi lignin, makin tinggi juga kekuatan rotan. Tanin merupakan “true artrigen” yang menyebabkan rasa sepat. Tanin berfungsi sebagai penangkal pemangsa. Hasil purifikasi tanin digunakan sebagai bahan anti rayap dan jamur. Pati karbohidrat dalam batang sekitar 70%. Makin tinggi kadar pati, semakin rentan terhadap serangan bubuk rotan kering. Sifat Fisik – Secara kasat mata, kita dapat melihat ciri fisik atau bentuk rotan, yaituWarnaWarna batang rotan bervariasi pada setiap jenisnya. Bahkan setiap individu dari jenis yang sama juga memiliki warna yang berbeda. Rotan dengan kualitas baik umumnya berwarna hijau darun ketika masih hidup. Batang berwarna hijua daun tersebut akan berubah menjadi putih setelah selaput silikanya terkelupas dan akan semakin putih setelah melalui proses bleaching atau rotan melalui proses pencucian atau dirunti atau diasapi dengan belerang, maka akan berwarna kuning langsat atau kuning keputihan, kecuali pada jenis semambu cokelat kuning dan buyung kecokelatan.Selain warna kulit, kita juga dapat memperhatikan warna hatinya, seperti pada rotan umbulu putih bersih dan tohiti keabu-abuan.Kilap atau Kilau – Kilap atau suramnya rotan dapat menjadi ciri khusus dan menambah keindahan rotan. Kilap yang dihasilkan dari struktur anatomi, kandungan zat ekstraktif, sudut datangnya sinat, kandungan air, lemak dan minyak. Semakin tinggi kadar air, minyak dan lemak maka akan semakin suram. Bau dan Rasa – Kesegaran rotan dapat diketahu melalui bau dan rasa yang tidak mencolok. Berat – Hal ini berkaitan dengan kadar air dan zat ekstaktif dalam rotan. Untuk mengurangi kadar air pada batang, perlu dilakukan proses pengeringan yang dapat menghilangkan kadar air dari 40% hingga 60% menjadi titik jenuh serat atau sekitar 15% hingga 30%. Kekerasan atau Elastisitas – Batang rotan mempunyai kemampuan menahan tekanan atau gaya tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air, umur panen, posisi batang pangkal, tengah dan ujung. Diameter – Ukuran batang atau diameter rotan dibagi menjadi dua, yaitu Diamater kecil, ialah rotan dengan diameter kurang dari 18 mm, seperti Sega, Irit atau Jahab, Jermasin, Pulut Putih, Pulut Merah, Lilin, Lacak, Manau Padi, Datuk Merah, Sega Air, Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan Pandan Wangi. Diameter besar, ialah rotan yang berdiameter 18 mm atau lebih, seperti Manau, Batang, Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung, Dahan, Tohiti, Seel, Balukbuk, Bidai, Buwai, Bambu, Kalapa, Tiga Juru, Minong, Umbulu, Telang dan Lambang. Kesilindrisan – Untuk membandingkannya, kita dapat menyandingkan diameter rata-rata pangkal ruas dengan diamater rata-rata ujung ruas. Ruas – Ruas adalah bagian rotan yang terletak diantara dua buku. Panjang ruas dibagi menajdi tiga macan, yakni ruas pendek, ruas sedang, dan ruas panjang. Buku – Buku batang rotan dibagi menjadi tiga macam, yakni buku menonjol, buku agak menonjol, dan buku tidak menonjol. Selain itu, arah buku juga dibagi menjadi dua, yaitu buku menceng dan agak menceng. Selaput Silika – Hampir seluruh jenis tumbuhan ini memiliki lapisan silika yang membalut kulit luarnya, seperti Rotan Sega, Jermasin, Irit atau Jahab, Buyung yang memberikan efek kilap. Parut Buaya – Parut buaya merupakan bekas parut yang seolaholah menggores kulit kearah transversal. Selain parut buaya, juga terdapat sifat fisik berupa getah, seperti yang dimiliki Rotan Getah atau Sepat, Lacak, Jernang, dan Jermasin. Sifat Struktur – Pengetahuan mengenai sifat struktur rotan belum diketahui lebih jauh. Sebagi petunjuk identifikasi, umumnya menggunakan pori yang dibedakan menjadi ukuran, bentuk, dan susunan. Sifat Mekanis – Sifat mekanis adalah kemampuan menahan gaya dari luar, seperti Keteguhan Tekan, Patah, Kekakuan dan Keuletan Keteguhan Tekan adalah ketahanan terhadap kekuatan yang cenderung menghancurkan. Keteguhan Patah adalah ketahanan terhadap kekuatan yang akan mematahkan. Kekakuan adalah kemampuan untuk mempertahankan bentuk ketika dilengkungkan. Keuletan adalah kemampuan rotan untuk menahan kekuatan yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat. Keteguhan Tarik adalah kemampuan rotan untuk menahan gaya yang cenderung memisahkan bagian-bagian dari rotan. Keteguhan Geser adalah ketahanan terhadap gaya yang menggeser rotan. Keteguhan Belah adalah ketahanan terhadap gaya yang membelah rotan. Keawetan dan Keterawetan Keawetan adalah daya tahan rotan terhadap berbagai faktor perusak, tetapi biasanya merujuk pada daya tahan terhadap faktor biologis yang disebabkan oleh organisme perusak rotan, yaitu jamur dan serangga rayap. Keterawetan adalah mudah atau tidaknya rotan ditembus bahan pengawet dengan proses tertentu, sehingga rotan yang telah diawetkan dengan bahan kimia pengawet tahan terhadap serangan organisme perusak. Panen Rotan Rotan siap panen akan menunjukkan ciri-ciri khusus, seperti batang berwarna kuning, daun-daung berguguran, duri berwarna hitam atau kuning kehitaman, serta pelepah sudah lepas dan tidak membalut batangnya. Pemanenan rotan dapat dikatakan cukup sulit, sebab diperlukan keahlian memanjat pohon-pohon besar tempat merambat. Selain itu, umumnya rotan tumbuh saling berjalin dari satu pohon ke pohon lainnya dan menambah tingkat kesulitan pemanenan. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara menarik batangnya kebawah, membersihkan pelepah duri, daun dan cambuknya untuk mendapatkan batang telanjang. Namun cara ini berisiko mencabut akar rotan dan menyebabkan tumbuhan tersebut mati. Untuk mendapatkan rotan berkualitas bagus, diperlukan upaya tebang pilih. Pemanenan hanya dilakukan pada batang yang telah berumur tua dengan ciri pelepah daun yang telah kering dan lepas dari batangnya. Pada rotan yang tumbuh tunggal, pemanenan bisa dilakukan setelah berumur 20 hingga 30 tahun. Sedangkan pada rotan berumpun, pemanenan dilakukan setelah usia 10 hingga 15 tahun dengan jarak panen berikutnya sekitar 2 hingga 4 tahun. Manfaat Rotan Rotan merupakan komoditas hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Batangnya dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan dan produk rumah tangga. Selain itu, batangnya yang besar juga dapat digunakan sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata atau alat cambuk yang diterapkan sebagai hukum adat didaerah tertentu. Batang muda yang masih berwarna hijau dapat diolah menjadi sayuran oleh masyarakat Suku Dayak, di kalimantan Tengah. Pucuk muda rotan juga kerap dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan oleh masyarakat Suku Mandailing di Sumatera Utara. Rotan muda juga menjadi makanan favorit bagi badak. Rotan juga menghasilkan potensi obat-obatan herbal tradisional yang diperoleh dari batang muda, buah dan akarnya, seperti yang diambil dari jenis Calamus Hookerianus, Calamus metzianus, dan Calamus thwaitesii. Cadangan air dalam batang rotan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum ketika berada di tengah hutan untuk bertahan hidup. Pada bagian tangkai bunga rotan menghasilkan getah yang disebut dengan “darah naga”. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pewarna industri keramik, farmasi, serta pewarna kayu yang diterapkan pada alat musik gitar atau biola. Pixabay Selain manfaat yang telah dijelaskan, hasil hutan bukan kayu ini juga bermanfaat dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan masyarakat sekitar hutan melalui sektor pemanfaatan rotan. Tumbuhan ini juga menjadi naungan dan habitat bagi serangga, seperti semut hutan yang hidup disekitar rotan dan terlindungi oleh daun dan durinya. Budidaya Penanaman rotan secara komersial telah dilakukan di Indonesia dan kawasan lain di Asia Tenggara. Peluang bisnis ini cukup menjanjikan, batang bergaris tengah besar dengan kualitas baik dari C. manan, dan batang bergaris tengah kecil dari C. trachycoleus mampu tumbuh lebih dari enam meter per tahun. Untuk mendapatkan rotan dengan kualitas baik, maka penanaman dilakukan dibawah pohon pelindung, seperti di kawasan hutan tebangan, hutan sekunder, perkebunan buah dan perkebunan karet. Adanya budidaya juga bermanfaat untuk melindungi satwa liar, seperti orangutan yang menjadikan perkebunan rotan sebagai habitat tertinggi di Kalimantan. Budidaya rotan dapat dilakukan secara generatif melalui biji, maupun perbanyakan secara vegetatif melalui pucuk daun, akar dan batang. Berikut ini adalah cara lengkap menanaman rotan beserta penjelasannya, yaitu 1. Pengadaan Biji Buah rotan yang masak umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan, kemerah-merahan, atau cokelat kehitaman tergantung dari jenisnya. Biji yang telah tua berwarna cokelat dan kehitaman dan sifatnya keras. Biasanya disekitar pohon induk akan ditemukan sisa kulit buah yang berguguran. Musim buah terjadi pada awal musim kemarau, namun pada beberapa jenis rotan waktu pembuahan dapat berbeda-beda. Buah dapat dikumpulkan dengan cara dipetik kemudian dimasukkan ke dalam karung goni basah. Buah kemudian direndam dengan kulit dan daging buah yang telah membusuk. Biji atau benih rotan dapat disimpan dalam jangkawa waktu panjang, akan tetapi sebainya langsung disemai pada bedeng tabur atau kantong plastik yang diisi media tanam. 2. Persiapan Semai Lahan tanam untuk persemaian benih rotan yang sesuai seperti lahan datar atau miring dengan derajat kemiringan maksimal 5%, bebas genangan air, bebas hama dan penyakit, serta dekat dengan sumber air. 3. Pembibitan Biji rotan dapat dikecambahkan di dalam keranjang serta disimpan ditempat lembab dengan penyiraman rutin setiap harus. Kecambah yang telah berumur 1 bulan dapat ditanam pada bedeng dengan jarak 20 cm x 20 cm. Selain itu, perkecambahan juga dapat dilakukan pada bendengan penaburan. Biji jenis rotan besar seperti rotan manau ditanam pada larikan dengan jarak 2 cm x 4 cm, sedangkan jenis biji kecil seperti rotan sege atau irit jarak tanamnya lebih rapat. Biji yang telah berkecambah dan sebelum daun pertama mengembang maka dapat dipindah ke dalam polybag yang bagian bawahnya berlubang serta disiram terlebih dahulu. Kantong plastik ini kemudian ditempatkan pada bedeng sapih di tempat yang teduh dan dirawat hingga umur 6 sampai 12 bulan. 4. Penanaman Penanaman yang baik umumnya dilakukan pada awal musim hujan sehingga memperoleh curah hujan cukup dan merata. Tanamlah pada waktu pagi hari, sore hari atau ketika cuaca berawan dan mendung. 5. Pemeliharaan Agar hasil panen rotan sukses, diperlukan kegiatan penyiangan, penyulaman, perlindungan dari hama dan penyakit serta perlindungan dari kebakaran hutan. Penyiangan dilakukan setiap 3 bulan hingga tanaman berusia 3 tahun. Penyulaman dilakukan pada lahan yang persentase tumbuhnya dibawah syarat batas minimal. Umumnya dikerjakan ketika musim hujan dengan menggunakan bibit yang ada telah disemai. Jenis-jenis rotan seperti manau, sega dan irit lebih rentan terhadap serangan hama, larva kumbang, belalang, jamur dan ulat. Sehingga perlu diberikan pestisida untuk mencegah serangan hama penyakit tersebut. Untuk menghindarkan rotan dari kebakaran lahan, maka dapat dibuat jalur kuning yang dikombinasikan dengan jalur hijau. Selain itu, juga dapat dibuat menara api di tempat tinggi dan strategis dengan perlengkapan pemadam serta alat komunikasi. 6. Pemanenan Rotan yang telah memasuki masa panen dapat ditebang dengan memilih mana yang telah masak dan berkualitas baik. Alat yang digunakan adalah parang atau kampang dengan waktu panen sekitar jam 8 pagi hingga 3 sore. Perdagangan Rotan Pada tahun 1994, Indonesia merupakan negara produsen rotan terbesar di dunia. Hutan-hutan di Indonesia memiliki 56% dari seluruh jenis rotan dunia, yakni berjumlah 306 jenis. Peluang produksi rotan di Indonesia pada masa itu sekitar 600 ribu ton per tahun yang dihasilkan dari hutan rotan seluas 10 juta hektar yang tersebar di seluruh nusantara, terutama wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Meski ekspor rotan mengalami penurunan harga dibanding hasil furniture lain, saat ini Indonesia masih mengekspornya dalam bentuk mentah maupun setengah jadi. Indonesia juga berupaya memproduksi produk dari bahan baku rotan karena investasi atau yang diperlukan tidak terlalu tinggi. Hal ini didukung oleh stok bahan mentah yang melimpah, serta potensi tenaga kerja yang mendukung. Penurunan industri furniture rotan di Indonesia sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 dan menyebabkan pengusaha gulung tikar. Misalnya penurunan produksi pabrik rotan di Cirebon dan Surabaya. Penyebab penurunan tersebut adalah sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas dan ketertinggalan oleh produsen dari negara lain. Rotan dan Furniture Bagian rotan yang paling bernilai tinggi terletak pada batangnya. Batang yang telah mengalami proses pengolahan dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture. Rotan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan kayu, yakni lebih ringan, kuat, elastis, mudah dibentuk dan murah. Akan tetapi, rotan juga memiliki kelemahan, yakni mudah terserang kutu bubuk pin hole dan jamur blue Stain. Oleh sebab itu, perlakuan tambahan harus diberikan agar rotan menjadi awet, yakni dengan cara pemasakan dengan minyak tanah atau pengasapan dengan belerang menyesuaikan ukuran batang. Beberapa jenis rotan yang dapati digunakan untuk produksi kursi, meja, almari, rak, dan sebagainya adalah jenis Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, dan Pulut. Anyaman rotan atau tikar adalah salah satu produk rotan yang bernilai ekonomi tinggi, semakin halus dan tipis anyaman maka harganya akan semakin mahal. Biasanya produk ini disukai oleh penggemar barang antik, serta digunakan untuk penahan sinar matahari pada jendela maupun pintu rumah. Kebijakan Perlindungan Sebelum kebijakan ekspor rotan diberlakukan pada tahun 1986, banyak batang yang dipanen secara komersial untuk dikirim ke Singapura, Hongkong, Jepang, Amerika serta negara-negara kawasan Eropa. Ketika itu, Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar dunia, meskipun industri pengolahan nasional belum berkembang. Kemudian, setelah dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 274/KP/X/1986 tentang larangan ekspor bahan baku rotan, industri pengolahan rotan nasional mengalami perkembangan pesat, dari 20 perusahaan menjadi 300 perusahaan. Pembatasan ekspor dari Indonesia ke pasar dunia memberikan dampak negatif terhadap negara-negara penghasil rotan yang tidak memiliki pengawasan. Akibatnya, negara-negara tersebut kehilangan cadangan hutan dari alam. Contohnya adalah industri pengolahan rotan di Taiwan dan Eropa mengandalkan pasokan bahan baku dari Indonesia banyak yang mengalami kebangkrutan dan mengalihkan usahanya ke Indonesia, khususnya di daerah Cirebon. Dalam perkembangan selanjutnya, larangan ekspor bahan baku rotan dibuka kembali pada tahun 2005, yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005 tentang Ketentuan Ekspor Rotan. Surat keputusan ini memberi hambatan terhadap industri pengolahan nasional. Dampaknya adalah pengangguran meningkat, kredit macet, berkurangnya perolehan devisa dan menurunnya kontribusi industri pengolahan rotan nasional dalam pembentukan PDB. Sebaliknya, negara-negara pesaing seperti China, Taiwan dan Italia kembali mengalami perkembangan yang cukup pesat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan beberapa tindakan yaitu Meningkatkan kemampuan market intelligence, serta mengoptimalkan fungsi Atperindag dan perwakilan diplomatik, aktif mengikuti pameran produk rotan di luar negeri. Peninjauan ulang terhadap Ketentuan Ekspor Rotan dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005,untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku rotan di dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk barang jadi di luar negeri. Pada tahun 2007, pernah terselenggara Pameran Produk Furniture Rotan dan Kerajinan Rotan di Indonesia sebagai upaya memperkenalkan, promosi dan pemasaran hasil produksi dan desain ke dunia internasional. Pameran tersebut diikuti oleh berbagai produsen di Indonesia yang tergabung dalam ASMIN dan AMKRI demi bangkit dan berkembangnya industri furnitore rotan tanah air. Taca! Taca! Taca!Taca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaA música acaba, ela não paraEla taca a rabaEla trava, ela solta, ela não paraEla taca a rabaA música acaba, ela não paraEla taca a rabaEla trava, ela solta, ela não paraEla tacaTaca pra cá, taca pra láTaca pra frente, taca sem pararTaca pra cá, taca pra láTaca pra frente, taca sem pararVai!Taca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaAi, caralho, essa bunda tá foda, ein!Peraí, peraíOohPan-ka-don, vai!Quando ela taca a rabaTodo o mundão se acabaOlha que bundão bonitoTu nem parece que cagaUm shortinho pique, zicaE baby look da GagaEla tá me instigandoModelando abusadaEla taca pra cá taca!Ela taca pra lá taca!Puta que pariuÉ a maior raba do Brasil!Ela taca pra cá hey!Ela taca pra lá hey!Puta que pariuÉ a maior raba do Brasil!Taca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca pra cá, taca pra láTaca pra frente, taca sem pararTaca pra cá, taca pra láTaca pra frente, taca sem pararVai!Taca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela tacaTaca, taca, ela taca a rabaTaca, taca, ela taca Dari Wikiquote bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas. Loncat ke navigasi Loncat ke pencarianTak ada rotan, akar pun jadi sesuatu yang dapat diganti oleh sesuatu yang lainnya. Peribahasa Indonesia A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Diperoleh dari " Kategori Peribahasa Indonesia Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_173651" align="aligncenter" width="551" caption="Lukisan Pribadi dibuat tahun 2005, media photoshop"][/caption] "Tak ada Rotan, akar pun jadi" kata perumpamaan ini tentunya sangat akrab dengan telinga kita, perumpamaan ini sangat saya pakai dalam kehidupan sehari-hari saya, dan kata-kata inilah yang memotivasi saya untuk kreatif disaat sedang dalam serba keterbatasan. Dalam pekerjaan sehari-hari, kata perumpamaan ini juga saya pakai sebagai prinsip, disaat saya menghadapi berbagai kendala, apa lagi aktivitas saya dalam bidang seni, tentu sangat dituntut memiliki kreativitas yang tinggi, sekali pun dihadapi keterbatasan materi, namun karya seni yang dihasilkan tetap memiliki estetika yang tetap mumpuni. Di tahun 90an, disaat keadaan ekonomi rumah tangga saya sedang terpuruk, saya pulang ke daerah Jambi, karena teman-teman dijambi mengenal saya sebagai penggiat seni, maka saya pun diajak untuk pameran lukisan secara bersama. Pada saat itu saya sama sekali tidak memiliki karya, karena memang saya sudah tidak lagi aktif melukis, namun karena ingin memenuhi dan menghargai ajakan teman, maka saya pun menyanggupi. Dalam keterbatasan yang ada, saya mencoba membuat beberapa karya seni lukis dengan peralatan yang ada, yaitu, pensil, pulpen dan spidol. Saya pun melukis diatas bahan kertas sebatas yang mampu saya beli. Yang saya ingat pada waktu itu adalah wejangan para seniman besar yang pernah saya temui, bahwa nilai sebuah karya seni itu bukanlah terletak pada mahalnya materi yang kita gunakan, tapi yang paling penting adalah kejujuran kita saat menuangkan rasa pada karya yang kita buat. Maka saya pun teringat juga kata perumpamaan "Tak ada rotan, akar pun jadi" kata ini mengandung makna, tidak ada pun bahan yang kita harapkan untuk berkarya, bahan apa pun yang ada asal kita mampu mengolahnya menjadi sebuah karya seni, maka karya seni tersebut pun akan memiliki nilai tersendiri, yang terpenting memenuhi standar estetika dan bernilai seni. Sampai pada waktunya pameran digelar, karya saya pun ikut di pajang di ruang pameran, karena karya saya hanya hitam putih, maka karya tersebut diletakkan diurutan terakhir dalam ruang pameran tersebut. Berbagai karya lukisan yang di pamerkan, ada juga pelukis yang berani memajang lukisan hasil menjiplak dari lukisan dikartu lebaran, namun saya tidak ingin mengomentarinya. Saat pameran tersebut digelar, panitia juga membuat forum diskusi untuk membahas setiap karya, ternyata karya lukisan saya banyak menjadi pembicaraan, karena dianggap aneh sendiri. Ada yang bertanya, kenapa lukisan saya hanya hitam putih, dan hanya menggunakan materi pensil, pulpen dan spidol. Secara terus terang saya menjawab, saya hanya mampu membuat lukisan dengan materi tersebut, bagi saya kejujuran dalam mengekspresikan rasa seni lebih penting, dan saya pun menjelaskan apa adanya tentang semua kondisi saya. Jawaban-jawaban saya tersebut menjadi inspirasi yang sangat berharga bagi para peserta pameran, karena diantara mereka ada yang mati kreativitasnya hanya karena keterbatasan peralatan, dan bagi saya saat itu memberikan wawasan kreatif seperti itu adalah untuk memotivasi mereka agar terus berkarya, tanpa tergantung pada peralatan lukis yang terbilang mahal, yang paling penting adalah bisa menyalurkan hasrat melukis dan agar terus bisa melukis tanpa tergantung pada kondisi apa pun. Demikianlah cara saya memanfaatkan kata perumpamaan tersebut menjadi prinsif dan falsafa dalam hidup dan berkarya, Tak ada rotan akar pun jadi, yang penting hasrat dan cita rasa seni bisa dituangkan tanpa ada hambatan apa pun. Salam - Ajinatha. Lihat Filsafat Selengkapnya Rakata Mira, hija, jaMundo ya va, ya vaQue me como al mundo yaCon estas ganas de follar yaMira, te lanzo un rakatáPa' ver si tú me miras, hmmY sí mirastesChico, yo te veoSay, mundo ya va, hey, ya vaViene todo el mundo yaCon estas ganas de follar digoTe lanzo rakatá huhPa' ver si tú me miras, ehY sí mirastesNo mientas, yo te vistoGrrY los cueros repican rotundamenteEl furruco retumba incesantementeBien simpáticaMientras mi flow psicopáticoSigue fluyendo por todas tus venasMira como vibra, vengo con todo ataja gataY sin condena, sin pena yo teSin pena tе lo doy, te loPongo, soy tu cenaBruja buena quе soy to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres este slow to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres yo te doy golpe to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres este slow to-to-to-to-to-toSácala, sácala, sácalo, sácala to-to-to-to-to-toEhMira, hija, jaMundo ya va, ya vaQue me como al mundo yaCon estas ganas de follar yaMira, te lanzo un rakatá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-táRompeLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heySafety tranceArcaMirando, mirandoEstoy mirandoMirando, mirandoMirando, mirandoLeo leo le, leo leo le, leo leo leLeo leo le, leo leo le, leo leo le Rakata Olha filha, haO mundo ja vai, ja vaiQue eu como o mundo agoraCom essa vontade de foder agoraOlha, eu jogo um rakatá em vocêPara ver se você olha para mim, hmmE sim você olhouMenino, eu vejo vocêDiga, o mundo está indo, ei, está indoTodo mundo está vindo agoraCom essa vontade de foder digoEu te jogo rakatá heinPara ver se você olha para mim, ehE sim você olhouNão minta, eu visto vocêGrrE os couros soam redondosO furruco ronca incessantementeMuito agradávelEnquanto meu fluxo psicopáticoContinue fluindo em todas as suas veiasOlha como vibra, eu venho com tudo cat paraE sem convicção, sem penalidade eu vouSem vergonha eu dou a vocêEu coloco, eu sou seu jantarBoa bruxa, o que sou to-to-to-to-toPapai, se você quiser isso lento to-to-to-to-toPapai, se você quiser eu bato em você to-to-to-to-toPapai, se você quiser isso lento to-to-to-to-toPegue-o, tire-o, tire-o, tire-o para-para-para-para-paraEiOlha filha haO mundo ja vai, ja vaiQue eu como o mundo agoraCom essa vontade de foder agoraOlha, eu jogo pra você um rakatá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-táPausaLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiTranse de segurançaArcaOlhando, olhandoEstou vendoOlhando, olhandoOlhando, olhandoLeo leo le, leo leo le, leo leo leLeo leo le, leo leo le, leo leo le

tak ada akar rotan pun jadi